Sabtu, 26 Januari 2013

Mengajar atau Berdagang


Mungkin hal ini idak bisa ditemukan di semua sekolah tapi hal ini jika kita telusuri ada di beberapa sekolah yang tidak terkena sorot public atau masyarakat yang hanya diam membisu melihat sutu kejadian ini.
Di suatu sekolah, entah ini hanya buah bibir para orang tua semata atau memang keadaan nyata. Ternyata dalam suatu sekolah ada saja masih kegiatan berjualan yang dilakukan oleh oknum-oknum guru, yang merupakan panutan dan pengajar di sekolah. Hal ini dilakukan hanyalah untuk mencari keuntungan semata. Maksud dari kejadian yang diperbincangkan dari tadi adalah masalah berjualan makanan yang di handel langsung oleh guru tersebut bukannya menyuruh orang lain yang seharusnya bertugas berjualan di kantin tapi gurulah yang secara bergantian berjualan di kantin sekolah.
Hal ini hanyalah menambah beban guru saja di sekolah karena mendapat tugas tambahan yaitu berjualan di kantin sekolah. Tetapi menurut saya hal ini tak memberatkan para guru tetapi sungguhlah menyenangkan bagi mereka karena dapat menguntungkan jika dilihat dari sisi uang masuknya. Tapi jika dilihat dari segi yang lain tentunya waktu untuk mengajar dan konsentrasi dalam mengajar murid di sekolah menjadi terpecah dua, yaitu memikirkan bagaimana agar siswa mengerti akan pelajaran yang diajarkan dan bagaimana caranya agar barang yang dijual di kantin sekolah dapat laris manis dibeli oleh seluruh siswa. Yah, memang hal ini hanya beberapa orang saja yang mungkin meyorot kejadian ini dan memeberikan komentar tentang hal tersebut, akankah itu baik ataupun buruk.
Sebenarnya dalam memberikan komentarpun masyarakat juga menjadi takut apalagi jika anak mereka sedang mengikuti pelajaran di bangku sekolah tersebut, takutnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak mereka jika hal yang mungkin membuat masyarakat risau tersebut diutarakan, hehe..
Sebaiknya ini hanyalah sebuah cerita yang bisa kita jadikan acuan, untuk bercermin kembali pada diri kita masing-masing jika kita menjadi seseorang dalam kehidupa masyarakat. Apalagi jika kita menjadi orang yang berpengaruh di tengah-tengah masyarakat. Hendaknya kita bisa menyelaraskan tentang apa yang kita pikirkan, apa yang kita utarakan di hadapan khalayak dan apa yang anatinya kita alakukan agar sesuai dan mematuhi norma-norma yang berlaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar