Senin, 07 Januari 2013

Makalah : Masyarakat Masa Depan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejahteraan, yakni pengalaman-pengalamn masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini dan aspirasi serta harapan masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai  luhur sosial kebudayaannya yang telah terukir dengann indahnya dalam sejarah bangsa tersebut. Serentak dengan itu, melalui pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan obyektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntutan karena pengaruh dari luar asyarakat yang bersangkutan. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang dipilih masa kini sebagai upaya mewujudkan aspirasi dan harapan di masa depan.  Kualitas pendidikan Indonesia saat ini masih rendah dan bisa dibilang memprihatinkan. Masih sering dijumpai bangunan sekolah yang buruk kondisinya. Bahkan sekolah-sekolah yang beratapkan langit pun masih banyak. Siswa tidak mendapatkan pasokan buku yang memadai. Dan yang fatal lagi adalah mahalnya biaya sekolah. Padahal kita semua tahu bahwa pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia. Inilah realita yang dialami dunia pendidikan di Indonesia.Kondisi diataslah yang  menghambat Indonesia untuk bisa bangkit mengatasi masalah rendahnya kualitas sumber daya manusia serta tingginya angka pengangguran. Minimnya kualitas dan fasilitas pendidikan tentunya berdampak secara signifikan terhadap kualitas manusia itu sendiri. Begitu banyaknya masalah yang dihadapi pemerintah tentunya tidak bisa kita selesaikan secara cepat.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1         Apakah perkiraan terhadap masyarakat masa depan?
1.2.2         Bagaimana tuntutan pendidikan masa depan?
1.2.3         Bagaimana bentuk pendidikan masa depan?
1.2.4         Bagaimana komunikasi pada pendidikan masa depan?
1.2.5         Bagaimana pelayanan dalam pendidikan masa depan?
1.3  Tujuan Penulisan
1.3.1        Untuk mengetahui perkiraan terhadap masyarakat masa depan.
1.3.2         Untuk mengetahui tuntutan pendidikan masa depan.
1.3.3         Untuk mengetahui bentuk pendidikan masa depan.
1.3.4         Untuk mengetahui komunikasi pada pendidikan masa depan.
1.3.5         Untuk mengetahui pelayanan dalam pendidikan masa depan.

  

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Perkiraan Terhadap Masyarakat Masa Depan
Sejarah masa lampau dan pengalaman – pengalaman, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini serta harapan masa depan menjadi tumpuan dari pendidikan. Melalui pendidikan masyarakat akan melestarikan nilai – nilai sosial kebudayaannya. Dalam UU – RI No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan bahwa “ pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa depan.” Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan utamanya guru, kajian tentang masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda yakni untuk dirinya sendiri dan kelak untuk siswa – siswanya. Untuk itu di bawah ini adalah paparan tentang perkiraan masyarakat masa depan serta akan diikuti dengan kajian tentang upaya pendidikan untuk mengantisipasinya.
Di Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Seperti yang dikemukakan sebelumnya masyarakat Indonesia dan kebudayaan nasional merupakan Landasan Sistem Pendidikan Nasional. Di sisi lain pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan setiap masyarakat. Dalam UU No 2 tahun 1989 juga dijelaskan bahwa “ dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa.”
Dewasa ini perkembangan kebudayaan sangat cepat serta meliputi seluruh aspek kehidupan. Percepatan itu terjadi karena pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang cepat itu mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan. Ciri – ciri yang akan dibahas adalah :
1.    Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.
2.    Perkembangan Iptek yang makin cepat.
3.     Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat.
4.     Kebutuhan / tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia.


1.      Kecenderungan Globalisasi
Globalisasi berarti keseluruhan atau secara umum, sehingga bumi ini seakan – akan sebagai satu kesatuan tanpa batas administrasi negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antar bangsa di dunia. Gelombang globalisasi sedang menerpa seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia, menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda – beda. Menurut Emil Salim (1990: 8-9) terdapat empat kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol. Bidang tersebut meliputi iptek, ekonomi, lingkungan hidup dan pendidikan. Kajian keempat bidang tersebut sebagai berikut :
a)         Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, utamanya dengan menggunakan teknologi canggih seperti komputer dan satelit. Globalisasi iptek tersebut memberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.
b)         Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal batas – batas negara. Hal ini menyebabkan banyak kelompok – kelompok ekonomi yang berkembang misalnya Masyarakat Ekonomi Eropa untuk eropa barat dan NAFTA di Amerika Serikat. Globalisasi ekonomi ini telah menyebabkan negara hanya bertapal batas politik saja, sedang dari segi ekonomi semakin kabur saja. Peristiwa ekonomi di suatu negara seperti krisis moneter di Indonesia akan berdampak pula pada hampir seluruh dunia.
c)          Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan Internasional yang mencapai puncaknya pada Konferensi PBB mengenai Lingkungan Hidup dan Pembangunan pada awal Juni di Brasil. Kerusakan lingkungan hidup di negara tertentu juga akan berdampak pada negara lainnya. Contohnya kebakaran hutan yang asapnya sampai ke negara – negara tetangga.
d)         Bidang pendidikan yang berkaitan dengan identitas bangsa termasuk budaya nasional dan budaya – budaya nusantara. Di samping terpaan – terpaan gagasan – gagasan dalam pendidikan, globalisasi juga menerpa setiap individu manusia melalui radio, TV, dan Internet. Ke semua itu akan mempengaruhi wawasan, pikiran, dan bahkan perilaku manusia.
2.Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK )
                        Perkembangan Iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi ini merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Percepataan perkembangan iptek tersebut terkait dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis ( Filsafat ilmu, 1981: 9-15 ). Segi landasan ontologis objek telaah adalah berupa pengalaman dan semua wujud yang dapat dijangkau lewat alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat karena didapatkannya piranti yang membantu alat indra tersebut. Dari segi epistemologis cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat. Dengan mulai meninggalkan metode deduksi ala Aristoteles dan beralih kepada teori Darwin. Charles Darwin mempelopori penggabungan metode deduktif dengan metode induktif dan dengan mengajukan hipotesis, maka sekarang dikenal sebagai daur hipotetiko-dedukto-verifikatif dalam metode ilmiah ( filsafat ilmu. 1981: 15 dan 156 ), ataupun model induktif-hipotetiko-deduktif dalam proses penelitian ( Raka Joni, 198: 6 ). Perkembangan ilmu yang terakhir ini ialah penyusun suatu teori atau ilmu teoritis sebagai kerangka pemikiran yang menjelaskan gejala dan hubungan yang diperoleh dalam pengujian empiris dan selanjutnya dapat meramalkan dan menentukan cara mengontrol hal – hal itu. Selanjutnya landasan aksiologis atau untuk apa iptek itu dipergunakan, yang mempersoalkan untuk apa iptek itu dipergunakan secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Dan terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan iptek, yakni :
1. Penelitian dasar ( basic research )
2. Penelitian terapan ( applied research )
3. Pengembangan teknologi ( technological development )
4. Penerapan teknologi
            Ilmu itu adalah kekuasaan seperti yang diucapkan Francis Balkon, karena ilmu adalah kekuasaan maka teknologi merupakan alat kekuasaan atas :
-          Manusia, yakni demi kemaslahatan atau sebaliknya mengeksloitasi menusia itu.
-          Kebudayaan, yakni memperkaya dan memperkuat kebudayaan atau melunturkan nilai–nilai budaya yang dapat menimbulkan krisis identitas budaya.
-          Alam, yakni memanfaatkan sambil menjaga kelestariannya ataukah memusnahkan seluruh kehidupan di bumi. Untuk itu iptek merupakan salah satu kunci keberhasilan kita di masa depan.
      Segala sesuatu itu pasti ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan begitu pula dengan iptek bisa menjadi peluang dan tantangan. Peluang bagi kita untuk mengikuti perkembangan iptek tersebut secara dini dan apabila masyarakat belum siap menerimanya maka akan berubah menjadi tantangan. Untuk itu diharapkan di masa – masa mendatang lahir pakar – pakar iptek yang menguasai secara mendalam dan memiliki wawasan yang luas dan mampu bekerja secara disiplin dan tetap berpijak pada budaya indonesia.
3.Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah perkembangan informasi dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer dan lainnya. Begitu pula yang terjadi di Indonesia kemajuan itu telah mendorong perubahan masyarakat dari petani menjadi masyarakat industri dan informasi. Seiring dengan itu komunikasi antar manusia yang berbeda dalam latar kebangsaan dan kebudayaan makin meluas karena kemajuan transportasi dan telekomunikasi.
4. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang semakin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinngi. Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu, yang mempunyai keahlian, tanggung jawab, dan kesejawatan.

2.2    Tuntutan Pendidikan masa depan
Membicarakan tentang tuntutan pendidikan masa depan maka erat kaitannya juga dengan tuntutan masyarakat masa depan dimana peserta didik adalah bagian dari masyarakat masa depan tersebut. Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang cepat tentulah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi yang baru tersebut. Untuk itu pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang mampu menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Yang melahirkan generasi yang “ think globally but act locally”. Sehingga diperlukan pula penggarapan pendidikan yang baru yang harus menyeluruh mulai dari lapis sistem/nasional, lapis institusional, sampai pada lapis individual ( Charter dan Jones, 1973 dari Raka Joni 1983 : 24 ).
Dalam upaya menjadi menusia masa depan banyak tantangan – tantangan yang akan dihadapi seperti : kemampuan menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang globalisasi berbagai bidang. Berdasarkan acuan normatif yang berlaku ( UU RI No 2 / 1989 beserta peraturan pelaksanaanya ) telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan Indonesia, yang dapat dianggap profil menusia Indonesia di masa depan. Salah satu ketentuan yang penting pada perundang – undangan itu adalah wajib belajar sembilan tahun yaitu SD, SMP dan SMK/SMA. Dalam penjelasan PP RI No 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar ( penjelasan pasal tiga ) dikemukakan tujuan – tujuan pendidikan dasar tersebut, sebagai berikut :
a. Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang – kurangnya mencangkup   upaya untuk :
1) Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan.
2) Membiasakan untuk berperilaku yang baik.
3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar.
4) Memelihara kesehatan jasmani dan rohani.
5) Memberikan kemampuan untuk belajar
6) Membentuk kemampuan belajar.
b. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat sekurang– kurangnya mencangkup upaya :
- Memberkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat.
- Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam masyarakat.
- Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehudupan bermasyarakat.
c. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara sekurang – kurangnya mencangkup upaya untuk :
- Mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara RI.
- Menambahkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara.
- Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
d. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia mencangkup upaya untuk :
- Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat
- Meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia.
- Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia.
- Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antar bangsa.
e. Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah dalam menguasai kurikulum yang diisyaratkan.
Tuntutan manusia di masa depan menyebabkan manusia diarahkan pada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan unuk menyesuaikan diri dengan keadaan di masa depan. Beberapa diantaranya adalah :
Ketanggapan terhadap berbagai masalah sosial, politik, kultural dan lingkungan.
Kreativitas di dalam menemukan alternatif pemecahannya. Efisiensi dan etos kerja yang tinggi ( sekretariat bersama, 1989: 10 ).
Bertolak dari tesis ketidakpastian, Makaminan Makagiansar ( 1990: 5-6 ) mengemukakan pentingnya mengembangkan empat hal pada peserta didik, yakni :
1)        Kemampuan mengantisipasi ( anticipate ) perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan.
2)    Kemampuan dan sikap untuk mengerti dan mengatasi situasi ( cope )
3)    Kemampuan mengakomodasi ( accomodate ), utamanya perkembangaan iptek serta perubahan yang diakibatkannya.
4)    Kemampuan merorientasi ( reorient ), utamanya kemampuan seleksi ( filter) terhadap arus informasi yang memborbardirnya.
Akhirnya dikemukakan pendapat Mayjen Sajidiman ( 1972: 10-11) yang menekankan kemampuan yang diperlukan manusia indonesia berdasarkan fungsinya, yakni:
-          Pekerja yang terampil yang menjadi bagian utama dari mekanisme produksi yang harus lebih efektif dan efisien.
-          Pemimpin dan manajer yang efektif, yang memiliki kemampuan mengendalikan pelaksanaan dengan cakap dan berwibawa.
-          Pemikir yang menentukan arah perjalanan dan melihat segala kemungkinan di hari depan.

2.3    Bentuk Pendidikan Masa Depan
Ketidakpuasan pada apa yang ditawarkan sistem pendidikan yang didesain pemerintah hingga saat ini memang relatif. Akan tetapi, dari realitas inilah harusnya lahir upaya-upaya dan kreativitas menciptakan pola-pola pendidikan masa depan yang tidak membuat anak terbebani saat menemukan kata belajar Mesti diakui secara obyektif tidak semua langkah dan kebijakan pemerintah itu buruk sama sekali. Namun, apa yang diputuskan pemerintah terkait pendidikan diyakini belumlah menyentuh pada hal mendasar yang seharusnya diperbaiki dalam sistem pendidikan nasional. dan menurut kelompok kami, ada beberapa kebijakan yang harus dilakukan tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh semua elemen masyarakat untuk mewujudkan bentuk pendidikan masa depan yang inovatif dan adaptif;  
1.      Pertama, susunlah Sistem Pendidikan Nasioanl yang komprehensif dan aplikatif. Dengan sistem yang komprehensif, diharapkan proses dan praktik pendidikan mengalami perbaikan berkelanjutan pada semua aspek dan perangkatnya. Sistem yang aplikatif mampu mendorong proses pendidikan bermutu demi peningkatan daya saing bangsa serta pada saat yang sama bisa mendorong terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya. Tidak terjebak pada persoalan-persoalan cabang semata, semisal polemik UN yang berkepanjangan. Sebagai acuan kurikulum bernama KTSP yang menyatakan konsep penilaian seorang siswa berdasarkan pada tiga aspek: Kognitif , afektif, dan psikomotorik. Nah tenyata aplikasinya? Mereka hanya mementingkan aspek kognitif (lewat soal-soal UN) sebagai "penilaian akhir" siswa. Ibarat peribahasa: bak menelan ludah sendiri. Berarti juga sebenarnya mereka melakukan pembodohan dengan memaksa membebani siswa dengan aspek selain aspek kognitif, yang sebenarnya itu tidak akan dipertanyakan/diujikan.
2.      Kedua, segera selesaikan program Wajib Belajar 9 Tahun dan meningkatkannya menjadi Wajib Belajar 12 tahun. Implikasi dari kebijakan ini adalah pemerintah wajib menyediakan segala fasilitas demi terpenuhinya kesempatan belajar bagi seluruh rakyat Indonesia. Juga diselenggarakan sistem pendidikan murah, tapi berkualitas semisal sekolah terbuka atau sekolah rakyat, termasuk pendidikan darurat di daerah rawan konflik plus rawan bencana alam.
3.      Ketiga, meningkatkan kesejahteraan dan penghargaan terhadap peran guru sebagai pilar utama pendidikan dan pembangunan bangsa. Hingga tidak ada lagi guru yang mempunyai pekerjaan sampingan di sekolah maupun di luar sekolah. Namun, peningkatan kesejahteraan guru ini tidak hanya meningkatkan besaran gaji saja, melainkan pada saat yang sama meningkatkan mutu pendidikan. Karena itu, sistem penggajian harus dikaitkan dengan peningkatan kinerjanya.
4.      Keempat, melaksanakan amanat pasal 31 ayat (4) Perubbahan UUD 1945 tentang alokasi anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD secara efektif dan efisien yang disertai peningkatan pengawasan penggunaan anggaran pendidikan, agar tidak mengalami penyelewengan anggaran. Isu yang terakhir didapat adalah rencana pemerintah untuk menurunkan anggaran pendidikan dalam RAPBN 2010. Anggaran pendidikan  yang justru seharusnya dinaikkan karena banyak persoalan pendidikan yang mesti dibenahi. Anggaran pendidikan tahun 2010 ditargetkan senilai Rp 195,63 triliun atau berkurang Rp 11,7 triliun dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 207,41 triliun. Dengan anggaran Rp 195,63 triliun, anggaran pendidikan 2010 setara dengan 20,6 persen dari total RAPBN 2010. Anggaran pendidikan tahun 2009 sebesar 21 persen dari APBN. Penurunan ini karena anggaran 2010 difokuskan untuk pemulihan perekonomian nasional dan pemeliharaan kesejahteraan rakyat. Nah, kalau sudah begini kita perlu tanyakan kembali komitmen pemerintah untuk memajukan dunia pendidikan Indonesia.
5.      Kelima, mengefektifkan proses pendidikan yang menanamkan jiwa kebebasan dan kemandirian melalui peningkatan keterampilan hidup (life skills). Kurikulum diarahkan kepada pengembangan pengalaman belajar yang seimbang dari aspek intelektual (IQ), emosional (EQ), dan spiritual (SQ), sehingga peserta didik memiliki kecakapan hidup yang relevan dengan kebutuhan mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.  Kerinduan untuk bisa menghadirkan belajar yang menyenangkan buat anak dan mengembangkan potensi unik setiap anak mendorong semakin tumbuhnya sekolah rumah atau homeschooling serta pendidikan alternatif lainnya. Belajar dipahami tidak mesti di sekolah, tetapi di mana saja, kapan saja, dan bersama siapa saja, dengan meletakkan tanggung jawab utama pelaksanaannya oleh keluarga. Kegelisahan dan keresahan pada sistem pendidikan nasional yang andal untuk melahirkan sumber daya manusia berbobot bagi mereka yang peduli pada masa depan bangsa ini memang bisa membuat frustrasi. Namun, di tengah situasi tersebut, bertindak nyata yang bisa menginspirasi perbaikan pendidikan saat ini sangat dibutuhkan anak-anak kita.
6.      Keenam, melakukan perbaikan mendasar dalam penyelenggaraan pendidikan menuju menajemen pendidikan yang lebih adil antara desa dan kota untuk mengembangkan kemampuan dan potensi daerah. Dengan ini diharapkan terjadi peningkatan partsisipasi masyarakat luas yang pada gilirannya akan memunculkan tanggung jawab terhadap hasil dan dampak pendidikan di Indonesia yang lebih bermakna secara merata dari pusat hingga pelosok daerah.

2.4    Komunikasi Pendidikan Masa Depan
Revolusi informasi telah mengubah sistem komunikasi dunia dewasa ini, sebaran jaringan informasi yang tersimpan dalam internet membuktikan bahwa kini dunia kian sempit, tidak ada lagi batas-batas geografis yang menghalangi kita untuk berinteraksi dengan dunia global. Akses ke dunia global pun menjadi sangat mudah, efisien, dan fleksibel. Kemudahan itu merupakan salah satu manfaat yang didapatkan dari globalisasi yang melibatkan integrasi di berbagai bidang di antarannya pendidikan dan teknologi. Arus globalisasi telah memunculkan perspektif baru pendidikan. Strategi pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional kini berubah ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Pendidikan di masa depan akan lebih dioptimalkan oleh jaringan informasi yang memungkinkan interaksi dan kolaborasi. Pemanfaatan jaringan informasi sudah terbukti keutamaan serta benefitnya bagi masyarakat. Dengan demikian, masuknya pengaruh globalisasi telah mengubah pendidikan kita sehingga lebih bersifat jejaring, terbuka dan interaktif, beragam, multidisiplin, serta berorientasi produktivitas kerja “saat itu juga” just on time dan kompetitif.
Kecenderungan pendidikan Indonesia di masa mendatang adalah makin berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus pembeelajaran jarak jauh (distance learning). Oleh karena itu, izin penyelenggaraan pendidikan jarak jauh perlu diubah supaya kerja sama internasional dan pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan oleh semua institusi yang berdedikasi. Penyelenggaraan pendidikan terbuka jarak jauh perlu dijadikan sebagai salah satu strategi penting yang Implementasinya dapat dilakukan bersama antar lembaga pendidikan dalam sebuah jaringan. Perpustakaan dan instrument pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi dari pada rak buku. Kemudian, tahapan pengenalan teknologi informasi ke daerah dilakukan dengan pola cross subsidi (subsidi silang). Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif seperti CD room, multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan tv dan video. Yang lebih menarik lagi, dengan adanya teknologi informasi dan internet, ilmu pengetahuan tidak lagi terpusat pada bangku sekolah formal. Seseorang akan dengan mudah memperoleh pengetahuan dari mana saja. Hal ini merupakan tantangan terakhir bagi dunia pendidikan formal.
Dengan demikian dalam dunia pendidikan di masa mendatang akan terjadi beberapa perubahan paradigma mendasar, khususnya yang disebabkan oleh aplikasi teknologi informasi yang mempercepat transfer ilmu pengetahuan. Pergeseran paradigma tersebut di antaranya adalah:
Pertama, distributed knowledge (pengetahuan yang terdistribusi), yang berarti bahwa nantinya pengetahuan tidak lagi terpusat di lembaga pendidikan formal akan tetapi terdistribusi di segala penjuru dunia, dan sangat kondusif untuk long life learning (pembelajaran sepanjang hidup ). Oleh karena itu, batasan usia tidak akan menjadi kendala lagi untuk belajar formal, masyarakat tidak akan menilai seseorang dari ijazah yang dimilikinya. Performance dan kemampuan profesional akan menentukan karir seseorang.
Kedua, resource sharing (berbagi sumber). Penjelasan untuk hal ini mencakup kemampuan untuk memproduksi informasi dan pengetahuan serta melakukan resource sharing yang bertumpu pada teknologi informasi, yang pada akhirnya akan sangat menguntungkan produsen pengetahuan dan masyarakat pada umumnya.
Ketiga, collective wisdom (kebijaksanaan kolektif). Dalam hal ini, guru tidak memiliki jawaban untuk segala hal. Guru menjadi mediator, dalam kelompok menjadi penting dalam membangun pengetahuan. Oleh karena itu, learning based (pembelajaran) lebih menonjol dari pada teaching based (pengajaran).
Keempat, training for trainer (pelatihan) menjadi sangat penting sekali untuk tetap menjaga kemampuan dosen sebagai mediator dalam ketiga proses utama yang di emban dalam dunia pendidikan (tridharma perguruan tinggi), yaitu : pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Kelima, masyarakat dan dunia professional yang akhirnya akan memberikan penilaian (audit dan akreditasi) terhadap kemampuan seseorang. Oleh karena itu, ijazah sekolah belum tentu menjamin kemampuan seseorang.
Keenam, proses transformasi budaya. Budaya yang lemah dan pasif akan dipengaruhi oleh budaya yang kuat dan agresif, kebiasaan membaca yang tinggi, kemampuan menyerap ilmu dan pengetahuan yang banyak dan cepat, terbukanya berbagai inovasi, bahkan selalu berusaha mencari hal-hal baru, pandangan hidup yang berdimensi lokal, nasional dan universal, mampu memprediksi dan merencanakan masa depan, teknologi yang senantiasa berkembang dan digunakan.
Meskipun teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan yang pesat, namun belum merata pada semua negara. Perkembangannya di negara berkembang masih sangat lambat karena didominasi oleh negara – negara maju. Untuk itu diperlukan upaya – upaya untuk merebut teknologi tersebut. Namun, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu :
1.      Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.
2.       Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan signal yang beragam.
3.       Di bidang media cetak antara lain penggunaan VDT ( video display terminal ), surat kabar elektronik, dan sistem cetak jarak jauh.
4.      Di media elektronik antara lain penggunaan DBS ( direct broadcast satelitte ). Kesemua hal itu akan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi sebagai masyarakat masa depan.

2.5    Pelayanan Pendidikan Masa Depan
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang makin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi. Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut semakin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik, termasuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi tertentu, atau layan profesional, akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tersebut. Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu, “ suatu vokasi khusus yang mempunyai ciri-ciri: Expertise (keahlian), responsibility (tanggung jawab), corporateness (kesejawatan)” . profesi sebagai suatu vokasi (vocation) yang memerlukan teknik dan prosedur kerja yang harus dipelajari secara sengaja dan dalam jangka waktu tertentu untuk diabdikasn sebagai layanan untuk kemaslahatan orang lain, serta ditandai oleh ketanggapana yang bijaksana (informed responbility) yang didasari oleh filosofi tentang pekerjaannya. Robert W. Richey (1974) dan D. Westby- Gibson (1965) mengemukakan berbagai ciri profesi (dari profesionalisasi jabatan guru, 1983: 4.6) yaitu;
1.    Lebih mengtamakan pelayanan kemanusian yang ideal, dan layanan itu memperoleh pengakuan masyarakat (harus dilakukan oleh pemangku profesi tersebut).
2.    Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik, serta diperlukan waktu yang relatif panjang untuk mempelajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja dan sistematis agar mampu melaksanakan layanan itu (pendidikan/pelatihan prajabatan).
3.    Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu, sehingga hanya yang kompeten yang dipebolehkan melaksanakan layanan profesi itu.
4.    Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggtaan, serta tingkah laku, sikap dan cara kerja dari anggotanya itu.
5.    Terdapat organisasi profesi yang kan berfungsi menjaga/meningkatkan layanan profesi dan melindungi kepentingan serta kesejahteraan anggotanya.
6.    Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karir hidup dan menjadi seorang anggota yang relatif permanen serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan profesinya dan untuk menggembangkan kemampuan profesionalnya sendiri.
Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga memperoleh status yang melembaga sebagai profesional, di dalamny akan terkait dengan permasalahan akreditasi, sertifikasi, dan izin praktek. Mc Cully mengemukakan enam tahap dalam proses profesionlisasi yakni:
a.    Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu profesi sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintahan. Contoh: layanan unik para dokter, dan apabila dilakukan oleh pihak lain akan ditudeh sebagai dokter palsu.
b.    Penyepakan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan prajabatan tentang standar kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh setiap calon profesi tersebut.
c.    Akreditasi, yakni pengakuan resmi tentang kelayakan suatu program pendidikan prajabatan yang ditugasi menghasilkan calon tenaga profesi yang bersangkutan. Penilaian kelayakan itu meliputi antara lain: tujuan dan filosofi pendidikannya, isi program, fasilitas pendukungnya, ketenagakerjaan, pelaksanaa program dan sebagainya.
d.   Mekanisme sertifikat dan pemberian ijin praktek
Sertifikai merupakan pengakuan resmi kepada seseorang yang memiliki kompetensi yang diprasyaratkan oleh profesi tertentu. Meskipun demikian, tenaga pemula tersebut harus dapat membuktikan kemandirianya dalam memberikan layanan sesuai dengan kode etik profesi sebelum memperoleh rekomendassi organisasi profesi untuk mendapatkan ijin praktek. Hal terakhir itu bertujuan melindungi masyarakat dalam upaya memperoleh layanan yang bermutu.
e.    Baik secara perseorangan maupun kelompok, pemangku profesi bertanggung jawab penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni kebebasan mengambil keputusan secara profesional. Penilaian pihak lain haruslah berupa penilaian sesaama ahli yang ssederajat “Independent Judgement” merupakan ciri esensial dari profesionalitas.
f.     Kelompok profesional memiliki kode etik, yang berfungsi ganda yakni:
1.    Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang bermutu.
2.    Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa masyarakat masa depan dengan kecendrungan globalisasi, utamanya dalam perkembangan iptek dan arus informasi yang makin dipercepat, akan menjadi masyarakat yang menuntut kualitas layanan profesional yang optimal. Hal ini terus diimbanggi dengan peningkatan tenaga profesional secara berencana dan sistematis, baik pada pendidikan prajabatan maupun pendidikan dalam jabatan. Pembinaan tersebut meliputi semua aspek ketenagaan, baik aspek wawasan maupun aspek teknis dan prosedur kerja dari layanan tersebut. Sehubungan dengan kecendrungan permasalahan manusia yang bersifat holistik dan memerlukan penanganan multidisiplin, maka tuntutan mutu layanan profesional tersebut semakin tinggi pula. Hal itu menuntut suatu kerja sama antarnegara profesional yang semakin erat. Dengan demikian, kualitas hidup dan kehidupan manusia dalam masyarakat di masa depan akan lebih baik lagi.





BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dalam UU – RI No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan bahwa “ pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa depan.” Dalam upaya menjadi menusia masa depan banyak tantangan – tantangan yang akan dihadapi seperti : kemampuan menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang globalisasi berbagai bidang. Untuk mewujudkannya dapat dilakukan dengan melakukan bentuk pendidikan yang lebih inovatif dan adaptif.
Kecenderungan pendidikan Indonesia di masa mendatang adalah makin berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus pembelajaran jarak jauh (distance learning). Dengan demikian dalam dunia pendidikan di masa mendatang akan terjadi beberapa perubahan paradigma mendasar, khususnya yang disebabkan oleh aplikasi teknologi informasi yang mempercepat transfer ilmu pengetahuan. Pergeseran paradigma tersebut di antaranya adalah:
Ø  Distributed knowledge (pengetahuan yang terdistribusi)
Ø  Resource sharing (berbagi sumber)
Ø  Collective wisdom (kebijaksanaan kolektif)
Ø  Training for trainer (pelatihan)
Ø  Masyarakat dan dunia professional
Ø  Proses transformasi budaya
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang makin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi.
Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga memperoleh status yang melembaga sebagai profesional, di dalamnya akan terkait dengan permasalahan akreditasi, sertifikasi, dan izin praktek.



3.2 SARAN
Melalui makalah ini, kami harapkan agar kedepannya pendidikan di Indonesia, menjadi semakin lebih berkualitas lagi dengan melahirkan generasi-generasi muda yang mempunyai kualitas SDM (sumber daya manusia) yang tinggi.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar