Tanda baca yang lazim digunakan dewasa
ini didasarkan atas intonasi, dan sebagian didasarkan atas relasi gramatikal,
frasa, dan inter-relasi antar bagian kalimat.
Tanda-tanda baca yang umumnya dipakai dalam bahasa Indonesia adalah:
·
Tanda
Titik (.)
a. Tanda
titik dipakai pada akhir kalimat.
Contohnya:
Kita
liburan ke Bali.
b. Tanda
titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, iktisar, atau
daftar.
Contohnya:
a.1.1 Pembangunan
a.1.2 Lingkungan
c. Tanda
titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Contohnya:
Pukul
15.30.01
d. Tanda
titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda Tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contohnya:
Tirtaharja, Umar dan La Sula.
1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta dan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
e. Tanda
titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contohnya:
Jumlah
buruh yang berdemontrasi adalah 20.300 orang.
f. Tanda
titik tidak dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contohnya:
Nomor telpon
genggamnya adalah 081789345635
g. Tanda
titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contohnya:
Fluktuasi
pertambahan berat badan ternak sapi dapat di lihat pada Tabel 3 dalam Bab
II, dan Grafik 10 dalam Bab V buku ini.
h. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat
pengiriman dan tanggal surat atau nama alamat penerima surat.
Contohnya:
Yth. Sdr. Nimrot
Kase (tanpa titik)
Jalan
Soeharto 72 (tanpa titik)
·
Tanda
Koma (,)
a. Tanda
koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contohnya:
Saya
membutuhkan batu, kayu, semen, dan pasir
untuk membangun rumah.
b. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Contohnya:
Saya
akan hadir, tetapi agak
terlambat karena ada rapat di kantor.
c. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahuli induk kalimat.
Contohnya:
Kalau
lapar, saya Saya akan makan.
d. Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan
anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimat.
Contohnya:
Saya
akan makan kalau saya lapar.
e.
Tanda koma dipakai di belakang kata
atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
pula, meskipun, begitu, dan tetapi
Contohnya:
Oleh
karena itu, saya memutuskan
untuk tidak datang.
f. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o,
ya, wah, aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat dalam kalimat.
Contohnya:
O, saya kira Anda bukan
orang rote.
g. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contohnya:
Katanya,
“Saya lapar sekali’
h. Tanda
koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian
alamat, tempat dan tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau negara yang
ditulis berurutan.
Contohnya:
Nama
dan alamat tempat kerja saya adalah Fakultas Peternakan, Universitas Nusa
Cendana, Jalan Adisucipto 10, Penfui, Kupang, NTT 85001, Indonesia.
i.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan
bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contohnya:
Mullik, Marthen. 2011. Bahasa
Indonesia Dalan Karya Tulis Ilmiah. Undana Press.
j.
Tanda koma dipakai di antara
bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contohnya:
A.K.
Malik, Kalimat Efektif (Kupang,Undana Press, 2011), hlm 19.
k. Tanda
koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contohnya:
M.
L. Mullik, Ph.D.
l.
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara
rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contohnya:
6,9
km
m. Tanda
koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Contohnya:
Teman
kerja saya, pak Agus Konda Malik, sangat mahir dalam berbahasa.
n. Tanda koma dipakai -untuk menghindari salah
baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contohnya:
Dalam
masalah berbahasa, kita harus menaati kaidah-kaidah baku.
o. Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan
petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contohnya:
“Dari
mana Anda memperoleh buku itu?” tanya
kakak sambil melotot.
·
Tanda
Titik Koma (;)
a. Tanda
titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contohnya:
Rasa
kantuk semakin berat; pekerjaan pun belum rampung juga.
b. Tanda
titik koma dapat dipakai sebagai
pengganti kata penghubung untuk memisahkan yang memisahkan yang setara di dalam
kalimat majemuk.
Contohnya:
Ayah
membaca Koran, Ibu sibuk bekerja; Adik menghafal nama; saya menonton acara televisi.
·
Tanda
Titik Dua (:)
a. Tanda
titik dua dipakai pada akhir suatu
pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau perintah.
Contohnya:
Para
pegawai kantor ini membutuhkan peralatan kantor: meja, kursi, dan komputer, dan printer.
b. Tanda
titik dua tidak dipakai jika rangkaian
atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contohnya:
Para
pegawai kantor ini membutuhkan meja,
kursi, komputer, dan printer.
c. Tanda
titik dua dipakai sesudah kata atau
ungkapan yang memerlukan perintah.
Contohnya:
Ketua : Kase Metan
d. Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halam,
di antara bab dan ayat dalam kitab suci, di antara dua judul dan anak judul
suatu karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contohnya:
Jurnal
Ilmu Ternak dan Veteriner, 13:20-28
·
Tanda
Hubung (-)
a. Tanda
hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan
bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contohnya:
Tandah pada
ternak sapi merupakan alat pertahan-
an
tubuh yang dipakai untuk menghancurkan musuh.
b. Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Angka 2 pada kata ulang tidak bisa pakai dalam teks karangan
resmi.
Contohnya:
bapak-bapak (tidak ditulis bapak 2)
c. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Contohnya:
k-e-l-u-r-a-h-a-n,
02-03-2011
d. Tanda hubung dipakai untuk memperjelas
hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan penghilangan bagian-bagian kelompok kata.
Contohnya:
ber-evolusi
e. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan
kata berikutnya yang dimulai dengan huruf besar, ke- dengan angka, angka dengan –an,
singkatan berhuruf besar dengan imbuhan atau kata, dan nama jabatan rangkap.
Contohnya:
se-Bali,
Sinar-
f. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Contohnya:
di-upgrade
·
Tanda
Pisah (-)
a. Tanda
pisah membatasi penyisipan kata yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Contohnya:
Dengan
bekerja bersama -berdasarkan pengalaman
saya selama bertahun-tahun- semua target
organisasi dapat dicapai.
b. Tanda
pisah menegaskan adanya keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih
jelas.
Contohnya:
Temuan
Esintain -gaya gravitasi- telah meletakan landasan yang kuat dalam
pengembangan bidang penerbangan.
c. Tanda
pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai’
atau ‘sampai dengan’.
Contohnya:
Tanggal
25-04-1965
·
Tanda
Elipsis (…)
a. Tanda
elpisis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contohnya:
Kalau
begitu …, ya, tidak perlu dirisaukan
lagi.
b. Tanda
elpisis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Contohnya:
Dan, perjuangan
pergerakan kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu … bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur.
Catatan:
Jika
bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat titik,
tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu buah untuk menandai akhir
kalimat.
·
Tanda
Tanya (?)
a. Tanda
tanya dipakai pada akhir kalimat tanya,
dan untuk menandai bagian kalimat atau
pernyataan yang disangsikan kebenarannya.
Contohnya:
Apakah
Anda dalam keadaan sehat?
·
Tanda
Seru (!)
a. Tanda
seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contohnya:
Alangkah
malangnya nasib pemuda itu!
·
Tanda
Kurung ((…))
a. Tanda
kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contohnya:
Dokumen usulan
ini dilengkapi dengan lampiran-lampiran (daftar nama anggota, ijasah, surat
keterangan berkelakuan baik, dan hasil wawancara) seperti yang disyaratkan.
b. Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contohnya:
Setiap tahun,
ratusan peselancar dari berbagai negara mengadu keahlian dalam Kompetisi
Selancar Rote Ndao di Nemberala (pantai
yang memiliki gulungan ombak terbaik nomor 2
di dunia)
c. Tanda
kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contohnya:
Bajak
laut itu berasal dari (pulau) Alor
d. Tanda
kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Contohnya:
Produktivitas
menyangkut aspek (a) masukan, (b) proses, dan (c) luaran
·
Tanda
Kurung Siku ([…])
a. Tanda
kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
Contohnya:
Melindungi satwa
li[a]r tidaklah mudah.
b. Tanda
kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung (…).
Contohnya:
Rumput kume
adalah rumput unggul lokal (asli NTT [bernama latin Sorghum plumosum] khususnya terdapat di Timor, Rote, Sabu, Sumba)
yang memiliki nilai gizi tinggi.
·
Tanda
petik (“…”)
a. Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lainnya.
Contohnya:
“Saya mandi
dulu, ya” kata Andri, “Silahkan duduk dulu”
b. Tanda
petik mengapit judul syair, karangan,
atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contohnya:
Puisi
“Aku” digubah oleh W.S.Rendra
c. Tanda
petik mengapit istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contohnya:
Cara
menyusun ransum ayam dapat dilakukan dengan metode “coba-coba”.
·
Tanda
petik tunggal (‘…’)
a. Tanda
petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contohnya:
Kata ayah,
“tidakkah kamu dengar bunyi ‘tok…tok… tok’ di pintu?”
b. Tanda
petik tunggal mengapit makna terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Contohnya:
Sustainable ‘berkelanjutan’
·
Tanda
garis miring ( / )
a. Tanda
garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun tawim.
Contohnya:
No.
124/Fpt/III/2011
b. Tanda
garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan,
atau, atau tiap.
Contohnya:
Bapak/Ibu/Saudara
·
Tanda
Penyingkat atau Apostrof (‘)
a. Tanda penyingklat atau apsotrof menunjuk penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun.
Contohnya:
3
Maret ’11 (’11 = 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar