A.
TOPIK
Pandangan
tentang Manusia
B.
INDIKATOR
·
Menjelaskan Dimensi
Manusia
·
Menjelaskan Dimensi
Manusia Indonesia yang Pancasilais
C.
URAIAN
MATERI
1. PENGERTIAN
HAKEKAT MANUSIA
Hakikat adalah sesuatu
yang mendasar, suatu esensi, yang substansial, yang hakiki yang penting, yang
diutamakan. Dengan kata lain, hakekat adalah sesuatu yang mesti ada pada
sesuatu yang jika sesuatu itu tidak ada maka sesuatu itu pun tidak berwujud
atau ada. Jadi, hakekat manusia adalah sesuatu yang pasti ada pada manusia.
Upaya pemahaman hakekat manusia sudah dilakukan sejak dahulu.
Namun, hingga saat ini belum mendapat pernyataan
yang benar-benar tepat dan pas, dikarenakan manusia itu sendiri
yang memang unik, antara manusia satu dengan manusia lain berbeda-beda. Bahkan
orang kembar identik sekalipun, mereka pasti memiliki perbedaaan. Mulai dari
fisik, ideologi, pemahaman, kepentingan dll. Semua itu menyebabkan suatu
pernyataan belum tentu pas untuk di setujui oleh sebagian orang.
Adapun hakekat manusia adalah sebagai berikut
a.
Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab
atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c.
Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya
dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat
dunia lebih baik untuk ditempati
f.
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
h.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama
lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
2. DIMENSI
HAKEKAT MANUSIA
Pada
hakekat manusia, kita akan menemukan beberapa dimensi hakekat manusia yang
sudah ada atau sudah dibawa sejak lahir. Ada 4 dimensi dari hakekat manusia,
yaitu dimensi keindividualan, dimensi kesusilaan, dimensi kesosialan, dimensi
keberagaman.
a.
Dimensi Keindividualan
Menurut
Lysen, individu atau perseorangan adalah suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi
lagi. Lain halnya dengan seorang pakar pendidikan dari negeri Belanda yang
bernama M.J Langeveld. Beliau mengatakan bahwa tidak ada satupun individu yang
sama atau identik, orang kembar sekalipun. Setiap individu pasti memiliki ciri
masing-masing yang berbeda dengan orang lain. Setiap individu memiliki sifat-sifat
unik unik. Beliau juga mengatakan bahwa setiap individu memiliki intelegensi
yang sama, tetapi dalam hal cara berpikir setiap individu memiliki perbedaan
b.
Dimensi Kesosialan
Menurut filosef asal
Jerman , Immanuel Kant mengatakan bahwa setiap manusia akan menjadi manusia
jika berada diantara manusia yang lainnya. Semua manusia di dunia ini
dikaruniai potensi atau kemampuan untuk bersosialisasi. Dari pernyataan di atas
dapat kita telaah bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu
membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Dengan dorongan sosialitas tersebutlah
maka setiap manusia ingin bertemu dengan sesamanya.
c.
Dimensi Kesusilaan
Susila
berasal dari bahasa Sanskerta. Susila berasal dari dua kata yaitu “su” yang
artinya baik, dan “sila” yang artinya perbuatan. Jadi susila adalah segala
perbuatan yang baik. Jadi hubungan dari hakekat manusia dengan dimensi
kesusilaan adalah dimana seluruh dari
hakekat manusia hendaknya merupakan susila atau perbuatan yang baik. Disamping
itu, dalam menjalankan hakekat sebagai manusia kita juga harus berpedoman pada
etika berprilaku yang baik
dan sopan terhadap sesama.
d.
Dimensi Keberagamaan
Pada
hakekatnya manusia adalah mahluk yang religius. Ini dapat terlihat sejak jaman
prasejarah dimana nenek moyang kita memiliki keyakinan terhadap suatu benda
atau tempat yang dianggap sakral. Di Indonesia setiap warga negara dibebaskan
untuk memilih agama yang diyakini masing-masing.
3. HAKEKAT
MANUSIA MENURUT PANCASILA
Pancasila
memandang hakikat manusia memiliki sudut pandang yang :
a. Monodualistik
dan Monopluralistik
b. Keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan
c. Integralistik,
kebersamaan, dan kekeluargaan
Konsep manusia
Indonesia seutuhnya dikembangkan atas
pandangan hidup bangsa Indonesia yakni pancasila, yang menganut paham
integralistik disesuaikan dengan struktur sosial masyarakat yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika. (sudah jelas disitu ada paham integralistik dan ber-Bhinneka
Tunggal Ika yang berarti sudut pandang dari integralistik, kebersamaan, dan
kekeluargaan.)
Kemudian dengan
pandangan hidup pancasila, pengembangan manusia Indonesia seutuhnya diusahakan
agar hidup selaras, serasi, dan seimbang dalam konteks hubungan manusia dengan
ruang lingkupnya. (hal ini sesuai dengan sudut pandang keselarasan, keserasian,
dan keseimbangan.)
Dan selanjutnya, sesuai
dengan dasar pengendalian diri dalam mengejar kepentingan pribadi, maka manusia
Indonesia yang mendasarkan diri pada pandangan hidup pancasila dalam mewujudkan
tujuan hidupnya, memiliki kesadaran bahwa setiap gerak arah dan cara-cara
melaksanakan tujuan hidupnya senantiasa dijiwai oleh pancasila. (dari hal ini
monodualistik terdapat pada kepentingan pribadi yang artinya sama dengan
individual, yaitu individu yang mendasarkan diri pada pandangan hidup pancasila
untuk tujuan hidupnya. Sedangkan
monopluralistik, yaitu tujuan hidup
tersebut senantiasa dijiwai oleh pancasila.)
4. NILAI
NILAI KELIMA PANCASILA
·
SILA KETUHANAN YANG
MAHA ESA
1.
Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
2.
Hormat menghormati dan
bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang
berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3.
Saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
4.
Tidak memaksakan suatu
agama dan kepercayaan kepada orang lain.
5.
Menolak kepercayaan atheisme di Indonesia.
·
SILA KEMANUSIAAN YANG
ADIL DAN BERADAB
1.
Mengakui persamaan
derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2.
Saling mencintai sesama
manusia.
3.
Mengembangkan sikap
tenggang rasa.
4.
Tidak semena-mena
terhadap orang lain.
5.
Menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan.
6.
Gemar melakukan
kegiatan kemanusiaan.
7.
Berani membela
kebenaran dan keadilan.
8.
Bangsa Indonesia merasa
dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap
hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
·
SILA PERSATUAN INDONESIA
1.
Menempatkan kesatuan,
persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan.
2.
Rela berkorban untuk
kepentingan bangsa dan negara.
3.
Cinta Tanah Air dan
Bangsa.
4.
Bangga sebagai Bangsa
Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5.
Memajukan pergaulan
demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
· SILA
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN /
PERWAKILAN
1.
Mengutamakan
kepentingan negara dan masyarakat.
2.
Tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain.
3.
Mengutamakan musyawarah
dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4.
Musyawarah untuk
mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5.
Dengan itikad baik dan
rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
6.
Musyawarah dilakukan
dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7.
Keputusan yang diambil
harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.
· SILA
KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
1.
Mengembangkan
perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan gotong-royong.
2.
Bersikap adil.
3.
Menjaga keseimbangan
antara hak dan kewajiban.
4.
Menghormati hak-hak
orang lain.
5.
Suka memberi
pertolongan kepada orang lain.
6.
Menjauhi sikap
pemerasan terhadap orang lain.
7.
Tidak bersifat boros.
8.
Tidak bergaya hidup
mewah.
9.
Tidak melakukan
perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10.
Suka bekerja keras.
11.
Menghargai hasil karya
orang lain.
12.
Bersama-sama berusaha
mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
5. PENGEMBANGAN
DIMENSI HAKEKAT MANUSIA INDONESIA YANG PANCASILAIS
Pancasila sebagai
falsafah hidup bangsa dan Negara memberikan pedoman bahwa kebahagiaan hidup
manusia itu akan tercpai apabila kehidupan manusia itu diselaraskan dan
keseimbangan, baik hidup manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan
masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam, dalam hubungan manusia dengan
bangsa, dan dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar
kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rokhaniah.
Pancasila menempatkan
manusia dakam keseluruhan harkat dan
martabatnya mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Manusialah yang menjadi titik tolak
dari usaha kita untuk memahami manusia itu sendiri, manusia dan masyarakatnya,
dan manusia dengan segenap lingkungan hidupnya.
Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila menegaskan pandangan social yang berdiri di atas paham
keseimbangan tidaklah mengingkari, bahwa masyarakat itu senantiasa bergerak,
berubah, berkembang dan dinamis. Namun demikian, kita beranggapan, bahwa yang
wajar, yang dicari oleh manusia bukanlah perubahan atau dinamika itu sendiri,
melainkan keseimbangan segala sesuatu dalam masyarakat untuk mencapai tujuan
kebahagiaan.
Jadi hakikat manusia
yang pancasialis adalah manusia yang
mampu mempelajari, memahami serta mengimplementasikan nilai-nilai yang
terkandung di setiap sila-sila yang ada di Pancasila . Tentunya manusia yang
pancasilais dapat mengimplementasikannya juga di kehidupan bermasyarakat demi
dapat mewujudkan manusia yang mempunyai susila yang baik, indivualisme yang
mandiri dan senang berkompetisi, manusia yang religius, serta menjadikan manusia dengan kehidupan bermasyarakat atau
berkehidupan sosial yang baik dan dapat berinteraksi dengan sesama dengan
saling menghargai satu dengan yang
lainnya.
D.
RANGKUMAN
1. Manusia
memiliki hakekat sebagai mahluk paling sempurna yang diciptakan Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Ada
4 dimensi dari hakekat manusia, yaitu
Ø
Dimensi keindividualan
Ø
Dimensi kesosialan
Ø
Dimensi kesusilaan
Ø
Dimensi keberagamaan
3. Pancasila
memandang hakekat manusia memiliki sudut pandang yang :
a.
Monodualistik dan
Monopluralistik
b.
Keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan
c.
Integralistik,
kebersamaan, dan kekeluargaan
4. Pengembangan
dimensi hakekat manusia Indonesia yang Pancasilais
Sejak
zaman dulu kala, nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila sudah diamalkan oleh
masyarakat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakatnya. Pada dasarnya, hakekat
manusia yang Pancasilais adalah manusia yang mampu mengamalkan dan
mengimplementasikan nilai-nilai dalam kelima sila Pancasila. Sehingga, manusia
Indonesia yang Pancasilais diperlukan dalam pembangunan karakter bangsa .
E.
REFERENSI
7.
Idi Abudlah,Jalaludin. 2007. Filsafat
Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media